REMAJA, tak melulu membicarakan hal-hal yang ringan. Remaja pun perlu tahu tentang perkembangan dunia Islam di luar sana. Karena remaja muslim adalah bagian dari Islam itu sendiri yang satu sama lain bersaudara. Jadi jangan alergi dulu kalau topik kita kali ini tentang penjajah bernama Israel yang pernah dikutuk Allah menjadi bangsa babi dan kera.
Babi dan kera adalah jenis hewan yang tak ada lucunya sedikitpun juga. Keduanya adalah jenis hewan yang licik dan berbahaya bagi manusia. Sifat dan sikap Israel tak jauh beda dengan definisi kedua binatang ini. Karena sifatnya itulah, maka pantang bagi umat Islam untuk berdamai dengan Israel dengan alasan apapun juga. Karena sudah jelas dan nyata bahwa mereka tak pernah bisa memenuhi perjanjian. Hanya satu kata untuk mereka, lawan dengan jihad fi sabilillah.
Tak ada bahasa manusia yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan Israel. Yang ada adalah bahasa perlawanan sebagaimana mereka membantai saudara-saudara kita di Palestina. Bahkan tak jarang wartawan dan pihak pemberi bantuan pun dibunuhi oleh kaum terlaknat ini. Baru-baru ini, 12 orang Indonesia yang terdiri dari wartawan, dokter, dan pembawa misi kemanusian dengan bantuan sekadarnya di kapal Marmara Mavi dibombardir oleh angkatan laut Israel. Padahal jelas-jelas kapal itu menunjukkan identitasnya sebagai pembawa bantuan berupa pangan, pakaian dan obat-obatan saja.
Kepedulian yang ada bukan karena ada 12 warga negara Indonesia di sana. Kepedulian yang ada adalah karena kita sesama umat Islam. Selain 12 warga negara Indonesia di kapal tersebut, masih banyak saudara-saudara sesama muslim yang juga mengalami nasib serupa. Bila misi perdamaian saja sedemikian entengnya Israel membombardir, alasan apalagi yang bisa digunakan untuk mengajak damai kaum Yahudi ini?
Babi dan kera adalah jenis hewan yang tak ada lucunya sedikitpun juga. Keduanya adalah jenis hewan yang licik dan berbahaya bagi manusia. Sifat dan sikap Israel tak jauh beda dengan definisi kedua binatang ini. Karena sifatnya itulah, maka pantang bagi umat Islam untuk berdamai dengan Israel dengan alasan apapun juga. Karena sudah jelas dan nyata bahwa mereka tak pernah bisa memenuhi perjanjian. Hanya satu kata untuk mereka, lawan dengan jihad fi sabilillah.
Tak ada bahasa manusia yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan Israel. Yang ada adalah bahasa perlawanan sebagaimana mereka membantai saudara-saudara kita di Palestina. Bahkan tak jarang wartawan dan pihak pemberi bantuan pun dibunuhi oleh kaum terlaknat ini. Baru-baru ini, 12 orang Indonesia yang terdiri dari wartawan, dokter, dan pembawa misi kemanusian dengan bantuan sekadarnya di kapal Marmara Mavi dibombardir oleh angkatan laut Israel. Padahal jelas-jelas kapal itu menunjukkan identitasnya sebagai pembawa bantuan berupa pangan, pakaian dan obat-obatan saja.
Kepedulian yang ada bukan karena ada 12 warga negara Indonesia di sana. Kepedulian yang ada adalah karena kita sesama umat Islam. Selain 12 warga negara Indonesia di kapal tersebut, masih banyak saudara-saudara sesama muslim yang juga mengalami nasib serupa. Bila misi perdamaian saja sedemikian entengnya Israel membombardir, alasan apalagi yang bisa digunakan untuk mengajak damai kaum Yahudi ini?
…Israel harus dilawan dengan angkatan bersenjata yang sepadan. Lebih dari itu, keberadaan Israel harus dihapuskan dari peta dunia karena toh tanah yang diakuinya itu adalah rampasan dari penduduk Palestina yang merana…
Tak ada, itu jawabnya. Israel tidak hanya harus dilawan dengan angkatan bersenjata yang sepadan. Tapi lebih dari itu, keberadaan Israel harus dihapuskan dari peta dunia karena toh tanah yang diakuinya itu adalah rampasan dari penduduk Palestina yang merana.
Apapun alasan pemerintah Israel untuk membenarkan tindakannya, sudah terbukti mereka paranoid dan tak punya itikad baik sedikitpun. Ada saja alasan yang dibuat-buat supaya mereka terlihat tidak bersalah. Padahal faktanya, mereka memang tak ingin ada wartawan yang menyuarakan kebenaran dari bumi para nabi tersebut. Mereka takut belang kebiadabannya terungkap ke dunia meskipun dunia sendiri sebenarnya sudah lebih dari tahu tentang kebiadaban mereka.
Pasalnya, mereka bersembunyi di balik negara yang sok menjadi polisi dunia bernama Amerika Serikat. Jadilah Israel semakin sewenang-wenang karena ada yang membela dan membenarkan semua tindakan jahatnya. Berkaitan dengan hal ini, semakin jelas bahwa Obama yang notabene Presiden AS, tak peduli dia berkulit hitam dan bernama tengah Husein adalah termasuk ke dalam golongan yang merestui pembantaian terhadap umat Islam. Jadi tak ada alasan lagi untuk menerima Obama, dan saatnya untuk menghapus Israel dari peta dunia.
Apapun alasan pemerintah Israel untuk membenarkan tindakannya, sudah terbukti mereka paranoid dan tak punya itikad baik sedikitpun. Ada saja alasan yang dibuat-buat supaya mereka terlihat tidak bersalah. Padahal faktanya, mereka memang tak ingin ada wartawan yang menyuarakan kebenaran dari bumi para nabi tersebut. Mereka takut belang kebiadabannya terungkap ke dunia meskipun dunia sendiri sebenarnya sudah lebih dari tahu tentang kebiadaban mereka.
Pasalnya, mereka bersembunyi di balik negara yang sok menjadi polisi dunia bernama Amerika Serikat. Jadilah Israel semakin sewenang-wenang karena ada yang membela dan membenarkan semua tindakan jahatnya. Berkaitan dengan hal ini, semakin jelas bahwa Obama yang notabene Presiden AS, tak peduli dia berkulit hitam dan bernama tengah Husein adalah termasuk ke dalam golongan yang merestui pembantaian terhadap umat Islam. Jadi tak ada alasan lagi untuk menerima Obama, dan saatnya untuk menghapus Israel dari peta dunia.
… Israel bersembunyi di balik negara yang sok menjadi polisi dunia bernama Amerika Serikat. Jadilah Israel semakin sewenang-wenang karena ada yang membela dan membenarkan kejahatannya…
How? Umat Islam yang terserak di seluruh dunia atas nama negara-negara yang berbeda harus bersatu dan mengerahkan angkatan bersenjatanya secara maksimal. Israel yang penduduknya tak lebih dari satu kota kecil di Indonesia pasti keok bila persatuan ini terwujud. Masalahnya adalah, maukah kaum muslimin bersatu demi membela darah dan harga diri saudara seiman?
Itulah yang harus mulai dipikirkan oleh pemerintah kita yang sampai saat ini cenderung bingung dan ambigu dalam bersikap. Wallahu a’lam. [Ria Fariana/voa-islam.com]
Itulah yang harus mulai dipikirkan oleh pemerintah kita yang sampai saat ini cenderung bingung dan ambigu dalam bersikap. Wallahu a’lam. [Ria Fariana/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar